Selasa, 12 Agustus 2014

VIDEO PUISI

Hanya Puisi Yang Kupunya
 
Pagutan jejak masa yang entah telah mewindu ataukah kita tak pernah lagi mencoba dan mampu mengingatnya
Bahkan saat sabana meninggalkan senja kian jauh menggulita
Memeram malam dengan ribukerlip cahya
Tak kita lekas bergegas mengemas kekas pada mesra
Cinta senantiasa terutara lintasi hati makin sulit atau bahkan terlalu rumit menemui makna

Hanya puisi yang kupunya
Sungguh!

Enkau salah,
sungguh

Jatuhkan hati dan jantung pada jiwa pemetik hidup yang hanya dan bisa bernafas melalui pipapipa aksara

Hanya puisi yang kupunya
Hanya puisi yang kupunya,
Tertoreh dari tinta Nestapa
Kehampaan fana, Papa!

Melarik aksara berluriklurik pada perlintasan jiwa yang senantiasa menggulana
Tiada apa atau bahkan siapa dapat meramal keriuhbimbangan yang saatnya pernah terutara
Tetap saja bimbang menerawang melayang merobek awan yang padanya nampak di siang
Bimbang mengambang pada diri, keringkerontang!


(24 Februari 2014)

1 komentar: