Senin, 08 September 2014

OPERASI BILIK
Oleh : Jevindra Delcandrevidezh
Ngebut, dugem, miras, pacaran, kabur, dan sebagainya. Itu mungkin jenis-jenis kenakalan remaja yang sering kamu dengar. Tapi apakah pernah dengar istilah Operasi Bilik? Ya, ini jenis kenakalan remaja di kampung, kami menyingkatnya dengan OB. Istilah Operasi Bilik terkenal di kampung tempat hidup saya di masa remaja dulu, saat semua desa di seluruh kecamatan belum mengenal listrik dan pembangunan belum maju. Bilik adalah anyaman bambu yang biasa digunakan warga kampung sebagai dinding rumah. Operasi Bilik merupakan kegiatan kenakalan remaja kampung, yaitu mengintip orang tidur dan berharap dapat menyaksikan adegan hubungan suami istri dari celah-celah bilik rumah. Biasanya, suasana di dalam kamar tidak begitu terang, sebab hanya diterangi oleh sebuah lentera minyak tanah. Sebuah sensasi ketika saya dan teman-teman beruntung dapat menyaksikan moment terindah itu.

Suatu sore, saya mendapat informasi bahwa ada seorang lelaki perantau yang baru saja mudik. Otomatis ia akan melepas kerinduan terhadap istrinya. Malam pun tiba. Selepas isya saya berempat mengendap-ngendap menuju dinding rumah target. Kami berhasil merapat ke dinding bilik. Tanpa menunggu lama lagi, kami langsung menempelkan wajah masing-masing ke dinding bilik dan mencari celah agar dapat melihat ke dalam ruang tidur. Terdengar suara dua orang suami istri tengah berbincang-bincang lirih sambil tiduran diterangi sebuah lentera. Saya beruntung. Mata saya langsung menemukan celah dan dapat dengan mudah mengintip tepat ke tempat tidur mereka. Meskipun tak begitu terang, namun cukup jelas. Kurang lebih sepuluh menit berlangsung, suami istri itu tak kunjung action. Kami gelisah dan sangat terganggu dengan nyamuk-nyamuk yang mengerumuni badan. Akhirnya, nampak sang suami akan mulai beraksi. Ia membuka sarungnya hingga memperlihatkan pantatnya, perlahan dan pasti ia mulai beranjang ke atas tubuh istrinya yang masih memakai baju. Tanpa kami duga, lelaki itu mendekatkan pantatnya ke dinding bilik di mana kami berempat sedang mengintipnya dari luar. Dan ...

DUUUT!!!

Tiba-tiba ia kentut dengan begitu kerasnya ke arah muka kami. Kami berempat kaget bukan kepalang dan memutuskan untuk lari hingga terbirit-birit meninggalkan rumah itu. Nampaknya si pemilik rumah sengaja melakukan hal itu karena tahu, bahwa ada orang di samping rumah yang sedang mengintip, sebagai pelajaran, ia memberikan kentutnya dengan sukarela.

TAMMAT

2 komentar:

  1. wkwkwkwkwk...

    pengalaman pribadi yang patut di kenang Mbah... (y)

    BalasHapus
  2. Keh keh keh :-D Pengalaman itu tak akan lupa, Bang Reza. :-D

    BalasHapus