Oleh : Jevindra Delcandrevidezh
Untuk
sebuah
rasa yang
'kan kukemas
dalam balutan
realitas. Biarkan
aku mengenang cinta.
Sebelum kusambut kasih
yang datang untuk bangunkanku
dalam perih cintanya. Pernah kutitipkan
kepercayaan ini kepadamu agar aku mampu
melepas penat. Dalam ruang
pengap harapan manusiawiku.
Sempat kusampaikan resah dalam
kegelisahan intuisi ini. Atas ribuan imajinasi.
Tentang kita Berkalikali kukatakan padamu. Bahwa
hanya setarikan nafas lagi yang kuhirup, di udara
tenang ini dan hanya satu tatapan kasih lagi, yang
kuarahkan ke depan. Bersamamu. Sering kali
kuberlayar tanpa tepi. Dan berlayar dalam
mimpiku
l e b i h
dalam.
Namun
aku siap
p e r g i
hasratku
p e r g i
dengan
l a ya r
sepenuhnya terbuka
;dan hanya tinggal menunggu datangnya angin tanpa badai. Kosong dan gelap.
Kuangkat lentera mencari bayangmu yang pergi dalam ketidaktahuanku. Kau
biarkan gelombang itu memecah laut untuk memisahkan kita dan hamparan
hari-hari yang kita jalani menjelma sebagai kenangan belaka. Aku menyerah.
Bukan lelah hanya saja, aku tak mampu lagi berharap. Akankah kau datang
lagi untuk sekedar mengucap, "Selamat tinggal?"Aku hanya tidak mampu
menembus sang waktu yang dulu pernah kauberi untuk kita nikmati. Aku
hanya mampu bermimpi ;untuk mengulang kembali. Terlalu cepat kau
sayat lukaku yang belum kering. Kau ciptakan pilar kokoh dan siap
kau hancurkan. Kau hanya menatapku bergeliat dalam jiwa yang
rapuh dan kau, kau, selalu kau yang menjadikan diri ini tak
berarti Kau! Cintaku yang akan pergi tanpa perpisahan.
BKS, 27 FEB 2014. 22:27 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar