Oleh : Jevindra Delcandrevidezh
Aih!!! mimpi
telah membawa a n g a n ke sua
seperti kupu bertemu bunga tersenyum hirup
aroma harum menangis dalam peluk cium. Dari entah
berapa jumlah hari memeram hati di wajah pasi jantung memucat
membirubesi kerontang di padang sunyi aku tungku engkau api aku
laut engkau pantai aku sajak engkau puisi aku bunga engkau tangkai
kita bukan lagi gulita kerna cinta mewujud cahya berpendar mewarni
warna mengantar tangis ke penjuru tawa. Kasih, segala rasa yang
dulu mengudara datang menafasi setiap pori dan kita bukan
lagi jasad mati. Kasih, rindu ini bayang diri senantiasa
beserta dan mengikuti aku ingin kita tetap satu hati
bersatu dalam bingkai bersatu dalam jerat bersatu
dalam cawan cinta bernama ; abadi. Kasih,
betapa tiada kumengerti kepadamu itu ingin
sesuatu, menyukai, Cinta atau bahkan
membutuhkanmu. Aku hanya bisa
tahu saat bersamamu hatiku
bahagia. Jika mencintaimu
adalah mimpi, biarkan
aku tetap tertidur
s e l a m a n y a
A g a r kita
t e t a p
b e r
d u
a
dulu mengudara datang menafasi setiap pori dan kita bukan
lagi jasad mati. Kasih, rindu ini bayang diri senantiasa
beserta dan mengikuti aku ingin kita tetap satu hati
bersatu dalam bingkai bersatu dalam jerat bersatu
dalam cawan cinta bernama ; abadi. Kasih,
betapa tiada kumengerti kepadamu itu ingin
sesuatu, menyukai, Cinta atau bahkan
membutuhkanmu. Aku hanya bisa
tahu saat bersamamu hatiku
bahagia. Jika mencintaimu
adalah mimpi, biarkan
aku tetap tertidur
s e l a m a n y a
A g a r kita
t e t a p
b e r
d u
a
#MantraMantraCinta, 4 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar